Dedi Setiadi, dengan Kredit Tingkatkan Produktivitas
Sejak lama Kecamatan Lembang dan sekitarnya di Kabupaten Bandung dikenal sebagai penghasil susu. Kondisi yang dicapai peternak sekarang tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemberian kredit. Peningkatan produktivitas masih menjadi perhatian utama peternak karena hingga saat ini produk susu lokal baru mengisi 30 persen kebutuhan nasional. Sisanya, 70 persen, diisi impor dari Australia dan New Zealand. Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi memandang kondisi itu sebagai kesempatan untuk meningkatkan produksi susu lokal.
Kredit pembelian sapi perah diharapkan dapat menambah jumlah sapi yang akan meningkatkan kuantitas penyetoran susu ke koperasi. Sejak tahun 1998, peternak sapi perah sudah mendapatkan kredit dari bank. "Tetapi dari koperasi sendiri kurang bersatu. Kami ingin pembayaran dapat dilakukan satu atap melalui GKSI," kata Dedi. Pertemuan antara instansi terkait pun diusahakan, dan dicapai kesepakatan kredit antara GKSI, Bank Saudara, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta industri pengolahan susu (IPS) pada tahun 2005.
Dana yang disalurkan itu mengambil porsi terbesar dari kredit komersial Bank Saudara. Jumlah kredit komersial Bank Saudara tahun 2005 sebesar Rp 35 miliar, 40 persen atau Rp 15 miliar di antaranya dialokasikan untuk koperasi dan peternak sapi perah. Dikatakan, Bank Saudara tidak langsung menyalurkan kredit kepada GKSI, tetapi melalui koperasi. Anggota GKSI terdiri dari 27 unit koperasi susu. Kapasitas produksi GKSI sekitar 430 ton liter susu per hari. Setiap Rp 8 juta kredit yang disalurkan dapat digunakan untuk membeli sapi. Diharapkan, setiap sapi dapat menambah produksi susu 12 liter per hari. Pembentukan GKSI dilakukan tahun 1980 agar daya tawar koperasi susu terhadap pemerintah meningkat. Salah satu hasil yang dicapai adalah surat keputusan bersama Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi. Dalam keputusan tersebut, IPS harus memprioritaskan penyerapan susu lokal. Selain itu, harga susu dinaikkan dua kali dalam setahun, April dan Oktober. Program itu terhenti sejak krisis moneter. (dwi bayu radius)
Kamis, 27 Desember 2007
Selasa, 25 Desember 2007
Fresh Time KPSBU Lembang
North Bandung Dairy Cooperative (KPSBU Lembang) has been leading in the dairy cooperative sector, not only because we produce an approximately 100.000 kilograms of fresh milk per day, also because we managed to encourage our members to maintain the best fresh milk quality in 2006. We proudly claimed our farm-gate price is the highest in Indonesia, the ultimate achievement of our slogan : Genuine Cooperative, Genuine Milk.
Nevertheless, during 2006 our cooperative still faces constraints which impact the small holder dairy farming in West Java. The long drought had reduce the productivity of our cattle, forcing the farmers to cut and carry the grass and forage from further surrounding area.
In order to produce high grade fresh milk, high quality input required. Unfortunately raw materials prices are fluctuated and scarce. For example, wheat pollard had doubled resulting in high concentrate price. In 2006, milk production decreased 3,70% from the target or only an average of 96.296,57 liter per day.
The Board of Directors and Team Management have committed to promote members welfare by dedicating all the resources to reach the vision. Our cooperative developed Rp. 240.000.000 (IDR) revolving fund enable the farmer to get a loan for increasing their herd size. We also developed a reserve fund for consumptive loan without interest and provision for our members.
Still, we realize all the efforts are not adequate enough in the highly competitive environment. Starting in 2006 our cooperative has begun producing yoghurt as final product. Fresh Time! is our brand for Yoghurt. Around 500 cups of yoghurt are sold directly to consumers every day through 5 selling point in Bandung area.
Fresh Time is still produce in small volume and manually, there for North Bandung Dairy Cooperative proposes to have a cooperation with donor country or organization to developed a medium – large scale operation for yoghurt production. The goal of the project is to increase cooperative capacity in creating added value product that eventually bring welfare for dairy farmers.
Senin, 24 Desember 2007
Profil Gabungan Koperasi Susu Indonesia Daerah Jawa Barat
Gabungan Koperasi Susu Daerah Jawa Barat
Badan Hukum No. 36/BH/KWK-10/III/2000,
Tanggal 9 Maret 2000
Badan Hukum No. 36/BH/KWK-10/III/2000,
Tanggal 9 Maret 2000
Latar Belakang
GKSI Daerah Jawa Barat berdiri pada tanggal 16 Februari 2000 dengan badan hukum No 36/BH/KWK-10/III/2000. Setelah adanya restrukturisasi GKSI, GKSI Daerah memiliki otonomi dalam menjalankan Organisasi, Usaha dan Pelayanan kepada anggota.
Visi, Misi & Slogan
Visi :Terwujudnya agribisnis dan agroindustri yang sehat berbasis peternakan sapi perah dan dikelola berdasarkan jatidiri koperasi dengan berorientasi kepada kepentingan anggota
Slogan : Maju Dalam Kebersamaan, Bersama Dalam Kemajuan.
Strategi Umum :
Menata-ulang organisasi sebagai titik tolak untuk meningkatkan kinerja usaha melalui pengembangan kerjasama.
Misi bidang organisasi :
Meningkatkan peran GKSI Daerah Jabar dalam pengembangan agribisnis persusuan melalui penyuluhan, pelatihan, pemberdayaan SDM peternak, petugas dan pengurus serta alih teknologi dengan partisipasi, kontribusi anggota dan demi kesejahteraan peternak serta menjadikan GKSI Daerah Jabar sebagai pelopor agroindustri persusuan dan satu-satunya sekunder persusuan di wilayah Propinsi Jawa Barat.
Misi Bidang Usaha :
Mengembangkan iklim usaha sinergis dari tahap Pra, Proses dan Pasca-produksi dengan SDM yang profesional dan beretos kerja tinggi melalui peningkatan dan perluasan jaringan kemitraan usaha.
Anggota
Ada 25 Koperasi dan KUD Persusuan yang menjadi anggota GKSI Daerah Jawa Barat yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota (Bogor, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Sumedang, Majalengka, Garut, Kuningan dan Tasikmalaya)
Jumlah anggota peternak aktif di koperasi adalah 24.536 orang dengan populasi sapi 75.253 ekor dan produksi rata-rata perhari sekitar 350.000 liter.
Pengurus dan Pengawas 2005 – 2009
Pengurus
1. Ketua Umum : Drs. Dedi Setiadi, KPSBU Lembang
2. Ketua Bidang Lembaga & Organisasi : H.Unang Sudarma,SH KUD Makmur Sukabumi
3. Ketua Bidang Usaha & Pelayanan : H.Tukamir, KPS Bogor
4. Sekretaris : Pupung Purwana,SH KSU Tandangsari Sumedang
5. Bendahara : H.Aun Gunawan, SE, KPBS Pangalengan
Pengawas
1. Ketua : Ir.H.Tendi Kusmayadi, MSi ,KPGS Cikajang
2. Anggota : Mustahid, SE, KUD Bayongbong Garut
3. Anggota : H.Jajang Supirman, S.Pd, KUD Sarwa Mukti Cisarua
Daftar Anggota
1. KPBS Pangalengan Bandung
2. KPSBU Lembang Bandung
3. KUD Sarwa Mukti Bandung
4. KUD Tani Mukti Bandung
5. KUD Sinar Jaya Bandung
6. KUD Ciparay Bandung
7. KUD Pasir Jambu Bandung
8. KUD Puspa Mekar Bandung
9. KSU Tandang Sari Sumedang
10. KUD Bayongbong Garut
11. KUD Cisurupan Garut
12. 12. KPGS Cikajang Garut
13. KUD Cilawu Garut
14. KUD Samarang Garut
15. KUD Dewi Sri Kuningan
16. KUD Balebat Majalengka
17. KUD Pager Ageung Tasikmalaya
18. KUD Makmur Sukabumi
19. KUD Gemah Ripah Sukabumi
20. KPS Gunung Gede Sukabumi
21. KUD Bhakti Sukabumi
22. KPS Bogor
23. KUD Giri Tani Bogor
24. KUD Cipanas Cianjur
25. KSU Karya Nugraha Kuningan
Langganan:
Postingan (Atom)